Halaman

25/01/12

Tak Tersentuh Oleh Impian

Isabell Alika Putri | 14.06 |

Sejak saya baru lahir ke dunia ini yaitu sekitar tangal 05 bulan Juli tahun 1997.  saat itu saya diberi begitu banyak pelajaran, mulai dari merangkak sampai saya bisa bersekolah. Indahnya waktu itu membuat saya melambung dengan berbagai impian. Namun disaat saya belum tuntas belajar berjalan, saya harus menerima kenyataan bahwa saya harus ditinggalkan oleh orang yang melahirkan saya alias ibu ke Jakarta hanya untuk menafkahi saya.

Sebenarnya hati ini sudah deras mengalir air mata dan saya berusaha untuk tidak meneteskannya dari mata. Namun terjatuhlah air mata tersebut, memang benar orang bilang bahwa, menjadi tegar itu berat. Perlahan-lahan saya membuang bosan tanpa ibu dengan bibi atau yang sering saya sebut tante. Selain dengan tante saya juga ditemani oleh mbah Murni. Mbah Murni orang yang pernah saya ceritakan dalam judul “ Yang Tak Terlupakan” itu sungguh tak pernah membuat hati ini gundah. Senyman sering terlihat dan tawa sering terdengar waktu bersamannya.  Saya pernah berfikir apakah ibuku toyib, kapan dia akan kembali pulang? Tante yang menemani saya waktu kecil adalah : Tante Nuning dan Tante Ninin.  Tak pernah terlupa saat mereka, belai rambut saya, temani saya, dan basuh luka saya. Ingin rasannya kembali seperti dulu lagi. Tapi sekarang mau tidak mau saya harus mengikhlaskan, bahwa tante Nuning sekarang sudah punya pendamping dan berbeda atap dengan saya sedangkan tante Ninin pergi ke kota Tangerang. Disaat itu saya menyimpan berbagai impian dan harapan. Semua orang pasti punya mimpi, punya harapan dan punya tujuan akhir yaitu kelak akan berhasil di dunia dan selamat di akherat, tapi apakah untuk mencapai semua itu akan mudah…?

Saya mungkin orang yang nantinnya akan tumbuh tidak begitu tinggi posturnya, tapi mimpi saya jauh lebih tinggi dan besar daripada postur yang sekarang saya miliki ini.

Banyak sekali yang saya harapkan agar tercapai. ,ketahulilah teman bahwa sesungguhnya maksud saya menulis artikel ini adalah bukan untuk pamer tapi tak lain hanya pengen bagi-bagi cerita dan perjalanan hidup saya saja. 

Mimpi seorang anak yang baru lahir ke dunia ini adalah bagaimna merasakan bila nanti mereka bisa berjalan dan yang paling penting lancar bicara, mimpi seseorang yang sudah bisa berjalan adalah bagimana bila nanti mereka bisa mencari bakat dan mencapai cita-cita, bahkan anak yang tidur beralaskan aspal dan beratap langitpun punya mimpi. Apakah mimpi itu…? Mereka ingin merasakan bagamana susah-senangnya berada di sekolah dan mencari ilmu bersama. Sedangkan anak yang mungkin beruntung karena bisa sekolah punya mimpi juga yaitu bagaimana agar setelah sekolah selesai dapat bekerja dan membalas semua kebaikan orangtua dengan kesuksesan yang diraih tapi dalam pola hidup sederhana.

Hay….sobat saya juga manusia, sama seperti mereka semua, saya juga memiliki begitu banyak mimpi dan jika teman ingin mengetahui apa mimpi saya, bacalah jika kawan semua mau, namun jika tidak mau tidak apa-apa , semuannya terserah -up to you- aja deh.

Bermimpi adalah salah satu tujuan hidup, bila kita tidak punya mimpi maka kita tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi dalam hidup kita, tidak tahu kemana kaki ini akan melangkah, tidak tahu diisi apa otak ini nantnnya, tidak tahu aturan dalam berprilaku serta berbicara,dan hampa itu pasti.  Tujuan hidup adalah cara memotivasi diri dalam berlajar atau dalam berkarier. Tujuan belajar  tak lain adalah untuk mencari bakat, mencari tahu apa kemampuan yang ada pada diri kita sendiri, dan menghitung seberapa jauh kemampuan itu kita miliki, sedangkan tujuan berkarier adalah untuk melengkapi sandang,pangan,papan.. sobat tak selamannya kan kita menggantung hidup pada orangtua. Suatu saat pasti kita harus berpisah dengan orangtua kita. Entah itu sesaat atau mungkin selamanya, jadi mumpung masih ada waktu belajarlah dan kembangkanlah bakat kamu sampai jadi orang berkarier yang sukses. Karir tak pernah sukses jika kita tidak mempunyai semangat tinggi dalam meraihnnya, penghasilan atau yang biasa diterima di awal bulan alias gaji tak kan pernah bisa kita dapatkan bila dalam berkarir kita hanya bekerja asal-asalan, absent terus pulang, lapangan pekerjaan Cuma dijadikan tempat curhat bareng teman aja. Coba bayangkan bila pekerja dan pegawai Indonesia semuanny seperti ini. Pantas saja bila produksi asli dari tanah air tak mampu bersaing dengan Negara maju linnya. Otak orang Indonesia tak dapat bahkan tak sampai untuk memikirkan bagaimana agar bangsa Indonesia akan lebih kreatif, tidak Cuma dipandang sebelah mata oleh bangsa maju lainnya.

Kemajuan suatu bangsa bisa saja diperoleh dengan kreatifitas namun kreatifitas itu hanya bisa diawali dengan keyakinan. Maksudnya…?

Keyakinan bahwa barang yang telah kita ciptakan bisa diterima oleh tetangga terlebih dahulu, lalu diterima oleh orang satu desa, kemudian diterima oleh orang se-indonesia dan terakhir menjadi kualitas dunia.sebuah keyakinan harusnya diimbang dengan harapan terlebih dahulu. Bukannya berharap itu boleh-boleh saja . Mimpi adalah temannya harapan.bermimpi itu awal dari keberhasilan, maka dari itu seorang atlet sepak bola professional dari Indonesia pernah menulis di akun twitter_nya  “ jangan pernah berhenti bermimpi, karena mungkin suatu saat nanti mimpi itu akan menjadi kenyataan ” sebuah catatan pendek namun dapat memotifasi seseorang yang membacannya.

Dan bila saya menulis sebuah penjelasan terlalu panjang sepertinnya malah akan jadi bacaan yang membingungkan, langsung saja saya akan membagi salah satu dari seribu mimpi saya khusus untuk yang mau baca. Tapi mimpi yang saya ceritakan ini adalah salah satu mimpi yang hampir bisa saya jalani dan ada kesempatannya namun saya salah pilih, hancur sudah harpan saya menggapai mimpi ini. Sahabat…. Mimpi yang ingin saya rangkum ini adalah mimpi yang memotifasi saya untuk bersekolah dengan sngguh-sungguh dan menjadi pekerja yang berhasil. Semoga saja kesempatan menggapai mimpi ini tak terbuang lagi untuk kedua kalinnya. Berikut ini adalah rangkumannya :

Saat saya berpindah tempat tinggal ke kebumen, disitu saya diajari untuk menabung di celengan, oleh Tante Nuning. lembar demi lembar saya kumpulan dari uang saku saya yang tersisa untunk ditabung. Tak sampai satu tahun saya menabung, dan jumlahnya pun tak begitu banyak, uang saya diambil dengan alasan untuk membeli beras, yah… gimana lagi, karena memang menabung kan untuk menghemat alias agar tidak boros, diambil untuk menjamin kehidupan yang akan datang, untuk membeli kebutuhan tentu boleh-boleh saja. Karena tante saya lebih berorientasi ke masa depan saya, diajarilah saya untuk menabung di Bank, tante Nuning yang mengajari saya menabung kebetulan adalah nasabah yang bekerja di salah satu bank ternama di Indonesia. Waktu itu banknya bernama LIPPO BANK. Kelas 4 sampai kelas 5 sekitar 1 tahun lebih sedikit setelah saya menabung, bank mengadakan acara yaitu panen emas 8 kg yang dibagi dalam 8 periode dengan hadiah utama 1 kg emas batangan murni dan hadiah hiburan lainnya, panen emas dilaksanakan selama 8 minggu, sayangnya karena mungkin terjadi masalah  panen emas 8 kg  yang tadinnya berjalan selama 8 periode  atau 8 minggu, hanya menjadi 3 kg emas yang berlangsung selama 3 minggu/periode saja.
Sebelum saya mencertikan lanjutannya, saya akan menceritakan kejadian yang saya alami sebelum pengumuman pemenang 1 kg emas periode pertama. Berkut akan saya ceritakan sekilas saja.
Karena panen emas yang diaadakan oleh LIPPO BANK berjalan tanpa sepengetahuan saya, sayapun sebelumnya pernah mengatakan suatu perkataan  yang sangat  membuat Tante Nuning menjadi memarahi saya. Begini kejadiannya : panen emas dilangsungkaan saat liburan kenaikan sekolah, karena sedang liburan, saya kedatangan saudara yang sengaja pulang kampung, saudara saya ini bernama Tyas, waktu itu dia datang dalam kondisi tidak 100% fit. Karena sedang sakit. Ditambah rasa mual saat menelan sesuap nasi, saya dan Tante Nuning bermaksud untuk membantunnya dengan membelikan roti di “BANANA” toko roti paling enak yang kebetulan juga dekat dengan rumah yang saya tinggali. Kami berangkat menggunakan sepeda motor. Waktu perjalan berangkat kami mengisi kesepian dengan obrolan biasa tapi agak lucu, setelah mendapatkan roti kami bermaksud untuk pulang, perjalanan pulang kembali diisi dengan obrolan, saat di jalan saya melihat mobil idaman saya jika saya besar nanti, dan sayapun langsung berkata pada tante saya “Te…itu mobil ko bagus banget, kapan ya saya bisa beli mobil kaya di depan itu. Kalo umur saya sekarang 10 tahun baru dapet 1,5 juta di tabungan, la…. umur 30 tahun dapet 4,5 juta.. masih kurang jauh ya te ya????. “ spontan tante nuning langsung menasehati saya dengan kata-kata bernada seperti akan marah besar. Karena saat dinasehati saya merasa bersalah, sayapun berusaha untuk mendengarkan, dan menjawab dengan satu jawaban saja “YA”. Sampai dirumah saya disurh untuk memberi roti itu ke Tyas dan langsung pergi ke kamar. 30 menit setelah saya berikan roti pada Tyas. Tante Nuning mendapat telepon  dari bank. Tak pernah saya sangka-tak pernah saya duga. Ternyata telepon itu langsung diberikan ke ibu saya. Setelah telepon itu ditutup ibu berkata pada saya, katannya saya mendapat hadiah dari bank, ibu bilang si katannya “paling ya Cuma tas gendong” tak lama setelah telepon pertama ditutup, ternyata ada telepon kedua yang berdering di handphone Tante Nuning, namun telepn itu diajukan kembali pada ibu saya, untuk kedua kalinnya saya bertanya, “siapa yang telepon dan ngomong apa?” kembali ibu menjawab, ibu saya bilang, katannya saya mendapat 1 kg emas dari acara panen emas yang diadakan oleh LIPPO BANK periode pertama. Karena kami memang tidak mengetahui acara itu, kamipun belum percaya. Itu benar atau salah, kami hanya bisa menunggu kepastiannya dari bank. , Tante Nuning yang sudah pulang menghubungi ponsel saya dan memerintahkan saya untuk memberikan ponsel saya ke ibu, kesimpulan yang dibicarakan Tante Nuning dengan ibu saya melalui ponsel, bahwa hadiah itu benar-benar sudah pasti akan diberikan. Betapa saya merasa sangat beruntung diantara jutaan orang Indonesia yang menabung di LIPPO BANK, karena 1 kg emas merupakan hadiah utama yang diundi dengan ketentuan poin setiap 100 ribu di-tabungan dianggap mempunyai poin satu dan saya merasa sangat beruntung karena waktu itu poin saya di bank hanya 13 saja. Jumlah poin itu termasuk sangat kecil dan jika diibaratkan dengan atlet… ya,, itu masih kelas bawah…

Tidak pernah terduka oleh akal pikiran saya, bahwa orang bertubuh kecil seperti saya ini pernah berfoto dan fotonnya dimasukan atau dimuat dalam suatu halaman di Koran ternama Indonesia yaitu KOMPAS

Kembali lagi ada kabar tak terduka yang sempat mampir di telinga saya, yaitu Koran kompas yang diedarkan dan dibaca oleh seluruh rakyat Indonesia, juga dibaca oleh guru-guru SD yang waktu itu juga sedang membimbing saya, Selang beberapa hari setelah Koran itu beredar, saya untuk kesekian kalinnya mendapat surat yang berisi “mengundang saya ke hotel Candisari yang pada waktu itu juga termasuk hotel langanan sekaligus hotel terbaik di Kabupaten Kebumen. Untuk apa….? Jawabnya untuk penyerahan hadiah satu kg emas. Ada dua surat yang sampai ke tangan saya, yang satu untuk saya sendiri dan yang satunnya lagi untuk orang tua saya…. Isinya sama diundang ke hotel tersebut. Alhasil setelah dicermati ada satu perbedaaan. Apakah perbedaan itu??. Surat saya dan ibu saya berbeda waktu (WIB) sekitar 2 jam, tentunnya saya diundang 2 jam lebih awal daripada ibu saya.  Karena disaat penyerahan hadiah usia saya sekitar 10 tahun jadi bank memperbolehkan saya dating dengan waktu yang bersamaan. Bersama ibu dan tante Nuning.
Beneran, saya merasa seperti baru saja tidur di waktu sore hari dan bermimpi
Disaat saya masuk ke hotel tersebut, ibu berkata “ mukanya kelihatan tegang, senyum donk, malu ah banyak orang” menjawab dengan tertawa kecil, itulah satu jawaban yang diberikan untuk menjawab perkataan my perfet mother……

Di dalam hotel banyak sekali orang berpenampilan keren dan kelihatannya juga berkantong tebal…. Memakai jas, yang harganya mungkin membumbung tinggi. Orang-orang tersebut disamakan dengan saya. Wah
Lumayan disana boleh, makan sampai bibir maju 5 inci-minum sampai perut kembung, terserah pokoke free.
Akhirnya tiba saatnya pengumuman oh maksudnya penyerahan hadiah 1 kg emas tiba.
Sekitar jam setengah sebelas sayapun berdiri di atas panggng dan memegang emas batangan itu. Sekitar 2-3 menit memikul beban satu kilo di tangan, membuat sedikit agak linu. Setelah dipegang, saya bersama karyawan dan karyawati LIPPO BANK berfoto bareng.

Dengan satu kilogram emas, tetaplah saya akan menjadi orang yang sederhana, dengan face apa adannya. Tidak akan menjadi lebih menengok ke atas, tetapi akan menjadi orang yang selalu memandang ke bawah, mengetahui bahwa waktu itu seperti roda, waktu itu akan terus berputar. Memang kala tersebut saya sedang berada di atas, tetapi juga akan tergelincir kembali ke posisi terbawah. Dengan begitu. Hanya ada satu cara untuk kembali ke atas, cara tersebut adlah dengan terus bekerja keras—tidak pernah patah semangat—serta terus bangun bila suatu ketika terjatuh. Doakan ya. Supaya say menjadi orang yang nantinnya sukses, dan setelah sukses nanti tidak menjadikan saya berkepala besar. Itulah yang sebenarnya saya inginkan.
Tak tersentuh oleh impian, memang begitu adannya…. 1 kg emas, hanyalah keberhasilan kecil (sangat kecil). Impian saya masih banyak lagi, belum cukup sampai disini, saya akan terus menerjang berbagai cobaan berikutnya.

Dan inilah salah satu pengalaman saya yang sampai saat ini belum bisa terlupakan,

Dengarlah hay sobat, mungkin sudah berkali-kali saya menulis ini bahwa sebenarnya…. maksud saya menulis artikel ini bukan untuk pamer atau bahkan sombong, tetapi hanya ingin membagi-bagi sebuah pengalaman hidup saya. Semoga bisa menginspirasi rekan-rekan sekalian.


 SELESAI...