Sejak saya baru lahir ke dunia ini yaitu sekitar
tangal 05 bulan Juli tahun 1997. saat itu saya diberi begitu banyak
pelajaran, mulai dari merangkak sampai saya bisa bersekolah. Indahnya waktu itu
membuat saya melambung dengan berbagai impian. Namun disaat saya belum tuntas
belajar berjalan, saya harus menerima kenyataan bahwa saya harus ditinggalkan
oleh orang yang melahirkan saya alias ibu ke Jakarta hanya untuk menafkahi
saya.
Sebenarnya hati ini sudah deras mengalir air mata
dan saya berusaha untuk tidak meneteskannya dari mata. Namun terjatuhlah air
mata tersebut, memang benar orang bilang bahwa, menjadi tegar itu berat.
Perlahan-lahan saya membuang bosan tanpa ibu dengan bibi atau yang sering saya
sebut tante. Selain dengan tante saya juga ditemani oleh mbah Murni. Mbah Murni
orang yang pernah saya ceritakan dalam judul “ Yang Tak Terlupakan” itu sungguh
tak pernah membuat hati ini gundah. Senyman sering terlihat dan tawa sering
terdengar waktu bersamannya. Saya pernah berfikir apakah ibuku toyib,
kapan dia akan kembali pulang? Tante yang menemani saya waktu kecil adalah : Tante
Nuning dan Tante Ninin. Tak pernah terlupa
saat mereka, belai rambut saya, temani saya, dan basuh luka saya. Ingin
rasannya kembali seperti dulu lagi. Tapi sekarang mau tidak mau saya harus
mengikhlaskan, bahwa tante Nuning sekarang sudah punya pendamping dan berbeda
atap dengan saya sedangkan tante Ninin pergi ke kota Tangerang. Disaat itu saya
menyimpan berbagai impian dan harapan. Semua orang pasti punya mimpi, punya
harapan dan punya tujuan akhir yaitu kelak akan berhasil di dunia dan selamat
di akherat, tapi apakah untuk mencapai semua itu akan mudah…?
Saya
mungkin orang yang nantinnya akan tumbuh tidak begitu tinggi posturnya, tapi
mimpi saya jauh lebih tinggi dan besar daripada postur yang sekarang saya
miliki ini.
Banyak
sekali yang saya harapkan agar tercapai. ,ketahulilah teman bahwa sesungguhnya
maksud saya menulis artikel ini adalah bukan untuk pamer tapi tak lain hanya
pengen bagi-bagi cerita dan perjalanan hidup saya saja.
Mimpi seorang anak yang baru lahir ke dunia ini
adalah bagaimna merasakan bila nanti mereka bisa berjalan dan yang paling
penting lancar bicara, mimpi seseorang yang sudah bisa berjalan adalah bagimana
bila nanti mereka bisa mencari bakat dan mencapai cita-cita, bahkan anak yang
tidur beralaskan aspal dan beratap langitpun punya mimpi. Apakah mimpi itu…?
Mereka ingin merasakan bagamana susah-senangnya berada di sekolah dan mencari
ilmu bersama. Sedangkan anak yang mungkin beruntung karena bisa sekolah punya
mimpi juga yaitu bagaimana agar setelah sekolah selesai dapat bekerja dan
membalas semua kebaikan orangtua dengan kesuksesan yang diraih tapi dalam pola
hidup sederhana.
Hay….sobat
saya juga manusia, sama seperti mereka semua, saya juga memiliki begitu banyak
mimpi dan jika teman ingin mengetahui apa mimpi saya, bacalah jika kawan semua
mau, namun jika tidak mau tidak apa-apa , semuannya terserah -up to you- aja
deh.
Bermimpi adalah salah satu tujuan hidup, bila kita
tidak punya mimpi maka kita tidak akan pernah mengetahui apa yang akan terjadi
dalam hidup kita, tidak tahu kemana kaki ini akan melangkah, tidak tahu diisi
apa otak ini nantnnya, tidak tahu aturan dalam berprilaku serta berbicara,dan
hampa itu pasti. Tujuan hidup adalah cara memotivasi
diri dalam berlajar atau dalam berkarier. Tujuan belajar tak lain adalah
untuk mencari bakat, mencari tahu apa kemampuan yang ada pada diri kita
sendiri, dan menghitung seberapa jauh kemampuan itu kita miliki, sedangkan
tujuan berkarier adalah untuk melengkapi sandang,pangan,papan.. sobat tak
selamannya kan kita menggantung hidup pada orangtua. Suatu saat pasti kita
harus berpisah dengan orangtua kita. Entah itu sesaat atau mungkin selamanya,
jadi mumpung masih ada waktu belajarlah dan kembangkanlah bakat kamu sampai
jadi orang berkarier yang sukses. Karir tak pernah sukses jika kita tidak
mempunyai semangat tinggi dalam meraihnnya, penghasilan atau yang biasa
diterima di awal bulan alias gaji tak kan pernah bisa kita dapatkan bila dalam
berkarir kita hanya bekerja asal-asalan, absent terus pulang, lapangan
pekerjaan Cuma dijadikan tempat curhat bareng teman aja. Coba bayangkan bila
pekerja dan pegawai Indonesia semuanny seperti ini. Pantas saja bila produksi
asli dari tanah air tak mampu bersaing dengan Negara maju linnya. Otak orang
Indonesia tak dapat bahkan tak sampai untuk memikirkan bagaimana agar bangsa
Indonesia akan lebih kreatif, tidak Cuma dipandang sebelah mata oleh bangsa
maju lainnya.
Kemajuan
suatu bangsa bisa saja diperoleh dengan kreatifitas namun kreatifitas itu hanya
bisa diawali dengan keyakinan. Maksudnya…?
Keyakinan bahwa barang yang telah kita ciptakan bisa
diterima oleh tetangga terlebih dahulu, lalu diterima oleh orang satu desa,
kemudian diterima oleh orang se-indonesia dan terakhir menjadi kualitas
dunia.sebuah keyakinan harusnya diimbang dengan harapan terlebih dahulu. Bukannya
berharap itu boleh-boleh saja . Mimpi adalah temannya harapan.bermimpi itu awal
dari keberhasilan, maka dari itu seorang atlet sepak bola professional dari
Indonesia pernah menulis di akun twitter_nya “ jangan pernah
berhenti bermimpi, karena mungkin suatu saat nanti mimpi itu akan menjadi
kenyataan ” sebuah catatan pendek namun dapat memotifasi seseorang
yang membacannya.
Dan bila saya menulis sebuah penjelasan terlalu
panjang sepertinnya malah akan jadi bacaan yang membingungkan, langsung saja
saya akan membagi salah satu dari seribu mimpi saya khusus untuk yang mau baca.
Tapi mimpi yang saya ceritakan ini adalah salah satu mimpi yang hampir bisa
saya jalani dan ada kesempatannya namun saya salah pilih, hancur sudah harpan
saya menggapai mimpi ini. Sahabat…. Mimpi yang ingin saya rangkum ini adalah
mimpi yang memotifasi saya untuk bersekolah dengan sngguh-sungguh dan menjadi
pekerja yang berhasil. Semoga saja kesempatan menggapai mimpi ini tak terbuang lagi
untuk kedua kalinnya. Berikut ini adalah rangkumannya :
Saat saya berpindah tempat tinggal ke kebumen,
disitu saya diajari untuk menabung di celengan, oleh Tante Nuning. lembar demi
lembar saya kumpulan dari uang saku saya yang tersisa untunk ditabung. Tak
sampai satu tahun saya menabung, dan jumlahnya pun tak begitu banyak, uang saya
diambil dengan alasan untuk membeli beras, yah… gimana lagi, karena memang
menabung kan untuk menghemat alias agar tidak boros, diambil untuk menjamin
kehidupan yang akan datang, untuk membeli kebutuhan tentu boleh-boleh saja.
Karena tante saya lebih berorientasi ke masa depan saya, diajarilah saya untuk
menabung di Bank, tante Nuning yang mengajari saya menabung kebetulan adalah
nasabah yang bekerja di salah satu bank ternama di Indonesia. Waktu itu banknya
bernama LIPPO BANK. Kelas 4 sampai kelas 5 sekitar 1 tahun lebih sedikit
setelah saya menabung, bank mengadakan acara yaitu panen emas 8 kg
yang dibagi dalam 8 periode dengan hadiah utama 1 kg emas batangan murni dan
hadiah hiburan lainnya, panen emas dilaksanakan selama 8 minggu, sayangnya
karena mungkin terjadi masalah panen emas 8 kg yang
tadinnya berjalan selama 8 periode atau 8 minggu, hanya menjadi 3 kg emas
yang berlangsung selama 3 minggu/periode saja.
Sebelum saya mencertikan lanjutannya, saya akan
menceritakan kejadian yang saya alami sebelum pengumuman pemenang 1 kg emas
periode pertama. Berkut akan saya ceritakan sekilas saja.
Karena panen emas yang diaadakan oleh LIPPO BANK
berjalan tanpa sepengetahuan saya, sayapun sebelumnya pernah mengatakan suatu
perkataan yang sangat membuat Tante Nuning menjadi memarahi saya.
Begini kejadiannya : panen emas dilangsungkaan saat liburan
kenaikan sekolah, karena sedang liburan, saya kedatangan saudara yang sengaja
pulang kampung, saudara saya ini bernama Tyas, waktu itu dia datang dalam
kondisi tidak 100% fit. Karena sedang sakit. Ditambah rasa mual saat menelan
sesuap nasi, saya dan Tante Nuning bermaksud untuk membantunnya dengan
membelikan roti di “BANANA” toko roti paling enak yang kebetulan juga dekat
dengan rumah yang saya tinggali. Kami berangkat menggunakan sepeda motor. Waktu
perjalan berangkat kami mengisi kesepian dengan obrolan biasa tapi agak lucu,
setelah mendapatkan roti kami bermaksud untuk pulang, perjalanan pulang kembali
diisi dengan obrolan, saat di jalan saya melihat mobil idaman saya jika saya
besar nanti, dan sayapun langsung berkata pada tante saya “Te…itu mobil ko
bagus banget, kapan ya saya bisa beli mobil kaya di depan itu. Kalo umur saya
sekarang 10 tahun baru dapet 1,5 juta di tabungan, la…. umur 30 tahun dapet 4,5
juta.. masih kurang jauh ya te ya????. “ spontan tante nuning langsung
menasehati saya dengan kata-kata bernada seperti akan marah besar. Karena saat
dinasehati saya merasa bersalah, sayapun berusaha untuk mendengarkan, dan
menjawab dengan satu jawaban saja “YA”. Sampai dirumah saya disurh untuk
memberi roti itu ke Tyas dan langsung pergi ke kamar. 30 menit setelah saya
berikan roti pada Tyas. Tante Nuning mendapat telepon dari bank. Tak
pernah saya sangka-tak pernah saya duga. Ternyata telepon itu langsung
diberikan ke ibu saya. Setelah telepon itu ditutup ibu berkata pada saya,
katannya saya mendapat hadiah dari bank, ibu bilang si katannya “paling ya Cuma
tas gendong” tak lama setelah telepon pertama ditutup, ternyata ada telepon
kedua yang berdering di handphone Tante Nuning, namun telepn itu diajukan
kembali pada ibu saya, untuk kedua kalinnya saya bertanya, “siapa yang telepon
dan ngomong apa?” kembali ibu menjawab, ibu saya bilang, katannya saya mendapat
1 kg emas dari acara panen emas yang diadakan oleh LIPPO BANK periode pertama.
Karena kami memang tidak mengetahui acara itu, kamipun belum percaya. Itu benar
atau salah, kami hanya bisa menunggu kepastiannya dari bank. , Tante Nuning
yang sudah pulang menghubungi ponsel saya dan memerintahkan saya untuk
memberikan ponsel saya ke ibu, kesimpulan yang dibicarakan Tante Nuning dengan
ibu saya melalui ponsel, bahwa hadiah itu benar-benar sudah pasti akan
diberikan. Betapa saya merasa sangat beruntung diantara jutaan orang Indonesia
yang menabung di LIPPO BANK, karena 1 kg emas merupakan hadiah utama yang
diundi dengan ketentuan poin setiap 100 ribu di-tabungan dianggap
mempunyai poin satu dan saya merasa sangat beruntung karena waktu itu
poin saya di bank hanya 13 saja. Jumlah poin itu termasuk sangat kecil dan jika
diibaratkan dengan atlet… ya,, itu masih kelas bawah…
Tidak
pernah terduka oleh akal pikiran saya, bahwa orang bertubuh kecil seperti saya
ini pernah berfoto dan fotonnya dimasukan atau dimuat dalam suatu halaman di
Koran ternama Indonesia yaitu KOMPAS
Kembali lagi ada kabar tak terduka yang sempat
mampir di telinga saya, yaitu Koran kompas yang diedarkan dan dibaca oleh
seluruh rakyat Indonesia, juga dibaca oleh guru-guru SD yang waktu itu juga
sedang membimbing saya, Selang beberapa hari setelah Koran itu beredar, saya
untuk kesekian kalinnya mendapat surat yang berisi “mengundang saya ke hotel Candisari
yang pada waktu itu juga termasuk hotel langanan sekaligus hotel terbaik di
Kabupaten Kebumen. Untuk apa….? Jawabnya untuk penyerahan hadiah satu kg emas.
Ada dua surat yang sampai ke tangan saya, yang satu untuk saya sendiri dan yang
satunnya lagi untuk orang tua saya…. Isinya sama diundang ke hotel tersebut.
Alhasil setelah dicermati ada satu perbedaaan. Apakah perbedaan itu??. Surat
saya dan ibu saya berbeda waktu (WIB) sekitar 2 jam, tentunnya saya diundang 2
jam lebih awal daripada ibu saya. Karena disaat penyerahan hadiah usia
saya sekitar 10 tahun jadi bank memperbolehkan saya dating dengan waktu yang
bersamaan. Bersama ibu dan tante Nuning.
Beneran,
saya merasa seperti baru saja tidur di waktu sore hari dan bermimpi
Disaat saya masuk ke hotel tersebut, ibu berkata “
mukanya kelihatan tegang, senyum donk, malu ah banyak orang” menjawab dengan
tertawa kecil, itulah satu jawaban yang diberikan untuk menjawab perkataan my
perfet mother……
Di dalam hotel banyak sekali orang berpenampilan
keren dan kelihatannya juga berkantong tebal…. Memakai jas, yang harganya
mungkin membumbung tinggi. Orang-orang tersebut disamakan dengan saya. Wah
Lumayan disana boleh, makan sampai bibir maju 5
inci-minum sampai perut kembung, terserah pokoke free.
Akhirnya tiba saatnya pengumuman oh maksudnya
penyerahan hadiah 1 kg emas tiba.
Sekitar jam setengah sebelas sayapun berdiri di atas
panggng dan memegang emas batangan itu. Sekitar 2-3 menit memikul beban satu
kilo di tangan, membuat sedikit agak linu. Setelah dipegang, saya bersama
karyawan dan karyawati LIPPO BANK berfoto bareng.
Dengan satu kilogram emas, tetaplah saya akan
menjadi orang yang sederhana, dengan face apa adannya. Tidak akan menjadi lebih
menengok ke atas, tetapi akan menjadi orang yang selalu memandang ke bawah,
mengetahui bahwa waktu itu seperti roda, waktu itu akan terus berputar. Memang
kala tersebut saya sedang berada di atas, tetapi juga akan tergelincir kembali
ke posisi terbawah. Dengan begitu. Hanya ada satu cara untuk kembali ke atas,
cara tersebut adlah dengan terus bekerja keras—tidak pernah patah
semangat—serta terus bangun bila suatu ketika terjatuh. Doakan ya. Supaya say
menjadi orang yang nantinnya sukses, dan setelah sukses nanti tidak menjadikan
saya berkepala besar. Itulah yang sebenarnya saya inginkan.
Tak tersentuh oleh impian, memang begitu adannya…. 1
kg emas, hanyalah keberhasilan kecil (sangat kecil). Impian saya masih banyak
lagi, belum cukup sampai disini, saya akan terus menerjang berbagai cobaan berikutnya.
Dan
inilah salah satu pengalaman saya yang sampai saat ini belum bisa terlupakan,
Dengarlah hay sobat, mungkin sudah berkali-kali saya
menulis ini bahwa sebenarnya…. maksud saya menulis artikel ini bukan untuk
pamer atau bahkan sombong, tetapi hanya ingin membagi-bagi sebuah pengalaman
hidup saya. Semoga bisa menginspirasi rekan-rekan sekalian.
SELESAI...