Dalam hidup
ada rasa senang (perasaan ini timbul ketika kita sedang berulang tahun, bertemu
seseorang yang kita impikan, atau mungkin diberi kejutan tak terduga)
sebaliknnya ada perasaan sedih (biasannya rasa ini hadir ketika datangnnya hari
perpisahan atau bila keluarga kita mendapat musibah, disakiti kemudian dibenci
banyak orang karena kesalahan sepele dan lain sebagainnya).
Untuk
menghadapi kedua teori di atas, terutama rasa sedih. Ada banyak hal yang biasa
saya lakukan, mulai dari ;
- Berjalan ke arah kamar tidur lalu menutup pintu dan kemudian melamun hal-hal lucu. Nampak jelas bahwa saya terkesan “GILA” atau “STRESS” karena tertawa sendiri. Tapi yang jelas adalah : “Saya melakukan hal tersebut karena tidak ada orang yang bisa menghibur selain dia yang terbayang. Dalam benak saya.”
- Melangkahkan kaki untuk membuka pintu gudang yang di dalamnya tersimpan foto kenangan dan mengeluarkannya, kemudian duduk di kursi panjang menghadap arah latar belakang rumah lalu membukannya.
- Bermain sepak bola (entah itu secara langsung atau hanya game Handphone) dan cara berikutnnya adalah mendengarkan musik bertemakan kesepian.
Atau ada
cara terakhir selain yang saya sebutkan di atas, yaitu membuka akun twitter
motifasi kemudian membaca lalu merenungkan.
Biasannya
saya sering mencoba tersenyum dengan berbagai masalah, karena rekan-rekan media
sering menuliskan bahwa “Senyum Obat yang mujarab ketika gundah di hati
menerpa” namun melalui artikel ini saya berpendapat : “Senyum itu tak
menghilangkan masalah tapi senyum juga tak menambah masalah” karenannya saya
mencoba senyum, toh juga dapat menambah usia dan awet muda hehe.
Saya
Melihat,Saya Mendengar,Saya Merasakan
Di antara
berbagai prestasi negeri kita saat ini, tersimpan satu cerita yang memilukan.
Misalnnya saja Korupsi, Musibah,Kegagalan,kesalah-pahaman, dan masih banyak
lagi.
Berikut akan
saya bahas satu per satu :
Awalnnya
saya melihat prilaku orang yang sebenarnnya merugikan orang lain, namun dia
tetap melakukannya sampai kerugiaan itupun menghampiri. Kemudian saya mendengar
kabar tersebut semakin terkenal lalu menjadi topik utama di televisi. Topik
tersebut pada akhirnnya dirasakan akibatnnya di negeri kita ini. Kecewa itu
pasti tapi bangkit itu wajib dan harus.
- Korupsi
#Coba Anda rasakan pergantian tahun
2011 menuju 2012, bukankah hari begitu cepat berlalu ? bila saya boleh koreksi
sedikit, mungkin ini semua disebabkan dengan hancurnnya moral bangsa kita,
retaknnya hati mereka para koruptor. Mereka yang mengambil hak milik orang lain
hanya untuk kesenangan pribadi, sedangkan diluar sana hutang negara semakin
membengkak, banyak wargannya yang hidup seadannya bahkan tak jarang mereka
warga miskin tidur beralaskan tikar beratap kayu kropos dengan perut kosong
atau lebih parah lagi. Dalam benak saya hanya ada dua pertannya. Di manakah
sakal sehat para koruptor ? Dimana nurani mereka? Pemerintah yang sudah semampu
mereka memberikan BOS agar wargannya menjadi lebih baik justru betingkah
sebaliknnya. Saya hannya berpesan semoga koruptor bisa diperlakukan
seadil-adilnnya dan diberi pendidikan moral agar korupsi tak merajarela di bumi
kita tercinta ini. IN-DO-NE-SIA
- Musibah
#Anda pasti
masih ingat dengan Gempa di Sumatra, Tsunami di Mentawai, Gunung berapi meletus
di Yogyakarta, banjir di Ibukota dan yang terbaru saat ini adalah kecelakaan
pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak Bogor. Mungkin tuhan mulai
bosan dengan tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa atau
alam mulai rengang bersahabat dengan kita. Coba kita bertannya pada Rumput yang
bergoyang. Rumput yang bergoyang adalah para ustad atau kyai, bertannyalah
pada mereka, saya disini tak mau bependapat lebih. Kemudian saya mewakili
keluarga dan rekan-rekan lainnya mengucapkan “Turut berbela sungkawa atas
kecelakan SSJ 100 di gunung salak april lalu. Semoga korban diterima disisiNya
dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan”.
- Kegagalan
# Ada istilah “Bila Anda berani
mencoba itu artinnya anda bersiap untuk jatuh” kalimat tersebut mungkin
pas untuk diungkapkan pada tanah air. Misalnnya saja dalam dunia
pesepakbola.
Tak
lama setelah kita sama-sama menyaksikan pertandingan antara Bahrain versus
Indonesia, sekitar dua jam saja. media sudah beramai-ramai menuliskan bahwa
Bahrain berhasil menaklukan Timnas Indonesia sepuluh gol tanpa balas. Bahkan
tak sedikit yang berkomentar kalau PSSI lah penyebabnnya, juga ada pula yang
mengkritisi wasit tidak netral, atau lainnya seperti ketidakbecusan pelatih.
Kalau boleh saya koreksi sedikit, sebenarnnya tidak ada yang salah dalam laga
tersebut. Pemain sudah berjuang semaksimal mungkin dan usaha tersebut dapat
menghibur kita semua pemain ke-12. sejujurnya skor 0-10 tidak mengecewakan
tetapi yang mengecewakan adalah berita-berita di media tidak kreatif . mereka
seperti tak mengacuhkan kondisi pemain justru mereka terkesan mencari-cari
kesalahan.
Hal serupa
juga pernah saya rasakan, tapi bukan dalam olahraga melainkan dalam belajar
meraih prestasi. Karena ada ungkapan yaitu “Kita tak akan pernah merasakan
manisnnya hidup sebelum mencicipi pahitnya” mungkin pepatah tersebut menjadi
kata yang palin tepat untuk menginspirasi orang berprestasi nasional tak
terkecuali saya. Perjuangan saya sebelum menjadi seperti saat ini sangat
menyakitkan. Salah satu kejadiannya adlah Ibu beserta saya berjalan beberapa
kilo hanya untuk membayar listrik, uang di tangan hanya pas-pasaan jadi kondisi
tersebut menepis kami agar tidak menggunakannya untuk naik angkutan. Bahkan
profesi ibu saya sebagai pembuat kue mengharuskan dia mengambil plastik roti
yang ditemukan kami di tengah jalan. Panas dan jauh harus kami lalui, tetapi
semua itu terbayar dengan apa yang saya rasakan sekarang. Memang saya pernah
gagal membahagian orang tua, tapi dalam diri sudah ada doa plus harapan yang
sederhana yaitu “Menjadi lebih baik lagi untuk diri sendiri,keluarga,bangsa dan
negara” walaupun saya gagal meringankan beban ekonomi orang tua namun
dapat mengurangi beban dalam hati mereka adalah satu prestasi paling berarti.
- Kesalah-pahaman
#Masalah
sosial yang paling sering terjadi adalah salah paham. Setiap pribadi diberi hak
untuk menentukan jalan pikirannya sendiri dan menyampaikannya pada orang lain,
tapi tak semua dapat diterima dengan baik. Berbagai emosi pun timbul, ada yang
hanya melalui ucapan tetapi di sisi lain ada pula yang melampiaskannya dengan
adu fisik. Inilah gambaran Indonesia di jalan berfikir. Semua terjadi spontan
tanpa melalui pikiran dan tidak dalam batas wajar. Fasilitas negara di rusak
tanpa mempedulikan resiko akhir. Hal tersebut harus dirubah dan dibenahi.
Mudah-mudahan kejadian ini tidak menjadi tradisi di Indonesia.
Tak
terkecuali mereka, sayapun pernah dan sering mengalami hal yang sama dalam
keluarga juga persahabatan. Entah itu perebutan makanan, dianggap curang dalam
permainan, atau kondisi lain yang membuat perselisihan. Huuuhhh untung saja
masih dalam batas wajar.
Dengan
keterbatasan sanggup saya menghibur sobat dan kemampuan kecil saya dalam
merangkai kata agar sobat dapat mengerti maksud artikel ini. Saya memohon
dengan sangat padamu, tolong simak – baca paragraph di bawah lalu rasakan dalam
hati. Mudah-mudahan sobat dapat mengerti.
Untuk itu
saya mohon maaf yang setulus-tulusnya pada kalian wahai pengisi hati ini. Saya
juga punya hak untuk itu namun dalam hati saya masih ada kata khilaf. Tak
terhitung berapa besar kesalahan saya padamu Orang Tua, saudara, Bapak/Ibu Guru
dan rekan-rekan sepermainan. Tapi apapun yang sering saya lakukan, tak pernah
ada hasrat menyakiti, baik itu fisik maupun hati. Saya juga tak akan memendam
dendam padamu. Maafkan daku sobat, saya manusia biasa yang tak mungkin selalu
benar. Kembalilah menjalin persahabatan dengan saya, karena air mata ini pasti
akan mengalir tanpamu disisi. Saya akan merindukan kondisi itu. Jangan pernah
berubah karena saya tidak merelakan pribadi sobat yang indah hilang.
SELESAI...