Halaman

10/05/12

Maafkan Daku Sobat

Isabell Alika Putri | 10.03 |

Dalam hidup ada rasa senang (perasaan ini timbul ketika kita sedang berulang tahun, bertemu seseorang yang kita impikan, atau mungkin diberi kejutan tak terduga) sebaliknnya ada perasaan sedih (biasannya rasa ini hadir ketika datangnnya hari perpisahan atau bila keluarga kita mendapat musibah, disakiti kemudian dibenci banyak orang karena kesalahan sepele dan lain sebagainnya).


 Untuk menghadapi kedua teori di atas, terutama rasa sedih. Ada banyak hal yang biasa saya lakukan, mulai dari ;
  1. Berjalan ke arah kamar tidur lalu menutup pintu dan kemudian melamun hal-hal lucu. Nampak jelas bahwa saya terkesan “GILA” atau “STRESS” karena tertawa sendiri. Tapi yang jelas adalah : “Saya melakukan hal tersebut karena tidak ada orang yang bisa menghibur selain dia yang terbayang. Dalam benak saya.”
  2. Melangkahkan kaki untuk membuka pintu gudang yang di dalamnya tersimpan foto kenangan dan mengeluarkannya, kemudian duduk di kursi panjang menghadap arah latar belakang rumah lalu membukannya.
  3. Bermain sepak bola (entah itu secara langsung atau hanya game Handphone) dan cara berikutnnya adalah mendengarkan musik bertemakan kesepian. 
Atau ada cara terakhir selain yang saya sebutkan di atas, yaitu membuka akun twitter motifasi kemudian membaca lalu merenungkan.
Biasannya saya sering mencoba tersenyum dengan berbagai masalah, karena rekan-rekan media sering menuliskan bahwa “Senyum Obat yang mujarab ketika gundah di hati menerpa”  namun melalui artikel ini saya berpendapat : “Senyum itu tak menghilangkan masalah tapi senyum juga tak menambah masalah” karenannya saya mencoba senyum, toh juga dapat menambah usia dan awet muda hehe.
Saya Melihat,Saya Mendengar,Saya Merasakan
Di antara berbagai prestasi negeri kita saat ini, tersimpan satu cerita yang memilukan. Misalnnya saja Korupsi, Musibah,Kegagalan,kesalah-pahaman, dan masih banyak lagi.

Berikut akan saya bahas satu per satu :
Awalnnya saya melihat prilaku orang yang sebenarnnya merugikan orang lain, namun dia tetap melakukannya sampai kerugiaan itupun menghampiri. Kemudian saya mendengar kabar tersebut semakin terkenal lalu menjadi topik utama di televisi. Topik tersebut pada akhirnnya dirasakan akibatnnya di negeri kita ini. Kecewa itu pasti tapi bangkit itu wajib dan harus.

  • Korupsi
 #Coba Anda rasakan pergantian tahun 2011 menuju 2012, bukankah hari begitu cepat berlalu ? bila saya boleh koreksi sedikit, mungkin ini semua disebabkan dengan hancurnnya moral bangsa kita, retaknnya hati mereka para koruptor. Mereka yang mengambil hak milik orang lain hanya untuk kesenangan pribadi, sedangkan diluar sana hutang negara semakin membengkak, banyak wargannya yang hidup seadannya bahkan tak jarang mereka warga miskin tidur beralaskan tikar beratap kayu kropos dengan perut kosong atau lebih parah lagi. Dalam benak saya hanya ada dua pertannya. Di manakah sakal sehat para koruptor ? Dimana nurani mereka? Pemerintah yang sudah semampu mereka memberikan BOS agar wargannya menjadi lebih baik justru betingkah sebaliknnya. Saya hannya berpesan semoga koruptor bisa diperlakukan seadil-adilnnya dan diberi pendidikan moral agar korupsi tak merajarela di bumi kita tercinta ini. IN-DO-NE-SIA

  • Musibah
#Anda pasti masih ingat dengan Gempa di Sumatra, Tsunami di Mentawai, Gunung berapi meletus di Yogyakarta, banjir di Ibukota dan yang terbaru saat ini adalah kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak Bogor. Mungkin tuhan mulai bosan dengan tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa atau alam mulai rengang bersahabat dengan kita. Coba kita bertannya pada Rumput yang bergoyang. Rumput yang bergoyang adalah para ustad atau kyai, bertannyalah pada mereka, saya disini tak mau bependapat lebih. Kemudian saya mewakili keluarga dan rekan-rekan lainnya mengucapkan “Turut berbela sungkawa atas kecelakan SSJ 100 di gunung salak april lalu. Semoga korban diterima disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan”. 

  • Kegagalan
 # Ada istilah “Bila Anda berani mencoba itu artinnya anda bersiap untuk jatuh” kalimat tersebut mungkin pas untuk diungkapkan pada tanah air.  Misalnnya saja dalam dunia pesepakbola.
 Tak lama setelah kita sama-sama menyaksikan pertandingan antara Bahrain versus Indonesia, sekitar dua jam saja. media sudah beramai-ramai menuliskan bahwa Bahrain berhasil menaklukan Timnas Indonesia sepuluh gol tanpa balas. Bahkan tak sedikit yang berkomentar kalau PSSI lah penyebabnnya, juga ada pula yang mengkritisi wasit tidak netral, atau lainnya seperti ketidakbecusan pelatih. Kalau boleh saya koreksi sedikit, sebenarnnya tidak ada yang salah dalam laga tersebut. Pemain sudah berjuang semaksimal mungkin dan usaha tersebut dapat menghibur kita semua pemain ke-12. sejujurnya skor 0-10 tidak mengecewakan tetapi yang mengecewakan adalah berita-berita di media tidak kreatif . mereka seperti tak mengacuhkan kondisi pemain justru mereka terkesan mencari-cari kesalahan.
Hal serupa juga pernah saya rasakan, tapi bukan dalam olahraga melainkan dalam belajar meraih prestasi. Karena ada ungkapan yaitu “Kita tak akan pernah merasakan manisnnya hidup sebelum mencicipi pahitnya” mungkin pepatah tersebut menjadi kata yang palin tepat untuk menginspirasi orang berprestasi nasional tak terkecuali saya.  Perjuangan saya sebelum menjadi seperti saat ini sangat menyakitkan. Salah satu kejadiannya adlah Ibu beserta saya berjalan beberapa kilo hanya untuk membayar listrik, uang di tangan hanya pas-pasaan jadi kondisi tersebut menepis kami agar tidak menggunakannya untuk naik angkutan. Bahkan profesi ibu saya sebagai pembuat kue mengharuskan dia mengambil plastik roti yang ditemukan kami di tengah jalan. Panas dan jauh harus kami lalui, tetapi semua itu terbayar dengan apa yang saya rasakan sekarang. Memang saya pernah gagal membahagian orang tua, tapi dalam diri sudah ada doa plus harapan yang sederhana yaitu “Menjadi lebih baik lagi untuk diri sendiri,keluarga,bangsa dan negara” walaupun saya gagal meringankan beban ekonomi orang tua namun dapat mengurangi beban dalam hati mereka adalah satu prestasi paling berarti.

  • Kesalah-pahaman
#Masalah sosial yang paling sering terjadi adalah salah paham. Setiap pribadi diberi hak untuk menentukan jalan pikirannya sendiri dan menyampaikannya pada orang lain, tapi tak semua dapat diterima dengan baik. Berbagai emosi pun timbul, ada yang hanya melalui ucapan tetapi di sisi lain ada pula yang melampiaskannya dengan adu fisik. Inilah gambaran Indonesia di jalan berfikir. Semua terjadi spontan tanpa melalui pikiran dan tidak dalam batas wajar. Fasilitas negara di rusak tanpa mempedulikan resiko akhir. Hal tersebut harus dirubah dan dibenahi. Mudah-mudahan kejadian ini tidak menjadi tradisi di Indonesia.
Tak terkecuali mereka, sayapun pernah dan sering mengalami hal yang sama dalam keluarga juga persahabatan. Entah itu perebutan makanan, dianggap curang dalam permainan, atau kondisi lain yang membuat perselisihan. Huuuhhh untung saja masih dalam batas wajar.
Dengan keterbatasan sanggup saya menghibur sobat dan kemampuan kecil saya dalam merangkai kata agar sobat dapat mengerti maksud artikel ini. Saya memohon dengan sangat padamu, tolong simak – baca paragraph di bawah lalu rasakan dalam hati. Mudah-mudahan sobat dapat mengerti.
Untuk itu saya mohon maaf yang setulus-tulusnya pada kalian wahai pengisi hati ini. Saya juga punya hak untuk itu namun dalam hati saya masih ada kata khilaf. Tak terhitung berapa besar kesalahan saya padamu Orang Tua, saudara, Bapak/Ibu Guru dan rekan-rekan sepermainan. Tapi apapun yang sering saya lakukan, tak pernah ada hasrat menyakiti, baik itu fisik maupun hati. Saya juga tak akan memendam dendam padamu. Maafkan daku sobat, saya manusia biasa yang tak mungkin selalu benar. Kembalilah menjalin persahabatan dengan saya, karena air mata ini pasti akan mengalir tanpamu disisi. Saya akan merindukan kondisi itu. Jangan pernah berubah karena saya tidak merelakan pribadi sobat yang indah hilang.


SELESAI...