Halaman

22/06/12

Emm...Emm Itu Bukan Saya

Isabell Alika Putri | 12.37 |
Kebumen, 7 Mei 2012
Seperti yang Anda ketahui, sebagai seorang murid SMP kelas IX, tentu kewajiban utama adalah belajar namun tetap tidak lepas dari kewajiban untuk membantu orang tua dan kewajiban Agama, namun diluar itu :
Tersimpan suatu cerita dimana ini menjadi tekanan saya saat menghadapi pelajaran ataupun Ujian, tetapi kisah ini juga menjadi semangat saya untuk terus mengingat-Nya.

Sebelum mambahas kisah itu, terlebih dahulu saya akan memberikan pendahuluan

Sebenarnnya ini adalah kisah yang diawali dari pengalaman yang pernah saya curahkan di “Tak Tersentuh oleh IMPIAN” , sama seperti kata pepatah bahwa : Roda Kehidupan akan selalu berputar, terkadang kita di atas…dan tidak menutup kemungkinan jika kita akan terjatuh kembali.

Dahulu saya dilahirkan di kebumen dan beberapa tahun kemudian saya dipindahkan ke Jakarta, tepatnya di daerah Bekasi. Akan tetapi karena ada kabar dari keluarga di Kebumen, bahawa nenek saya dirawat opname, akhirnnya Ibu saya memutuskan untuk kembali ke Kebumen.
Betapa senangnnya saya ketika kabar tersebut samapai ke telinga saya,  hmhmhm walaupun terselip juga kesedihan yang begitu dalam karena penyebab kami (Ibu dan saya) berpulang ke tempat kelahiran saya itu dikarenakan dirawatnya nenek. Seribu harapan saya di Kebumen pun hadir, walau itu hanya dalam khayalan :

1.        Bisa jumpa kangen dengan Nenek
2.        keinginan untuk bermain bersama dengan Jenny Kintan Alfanny
3.        pastinnya mendapat sekolah baru beserta Guru dan Teman
4.        Merindukan suasana kota Kebumen Beriman ini
berada di kota yang jauh lebih nyaman disbanding di DKI

Karena biasannya saya hannya pulang ke Kebumen diwaktu liburan sekolah saja,namun kali ini saya benar-benar akan pindah ke Kebumen. Tentu inilah saat-saat membahagiakan. Sebelum berangkat ke Kebumen kami (Ibu dan saya) mempersiapkan segala hal untuk dibawa, daripada diam dan hanya bergulat denagn lamunan, saya pun membantu mempersiapkannya.

Dengan menunggangi truk kami berangkat membawa semua barang dan meninggalkan sejuta pengalaman di Bekasi. Seperti biasa sepanjang perjalanan saya tidak menyempatkan diri untuk menutup lama dalam artian tidur, karena saya lebih ingin memandang keindahan malam hari di beberapa kota yang kami lewati.
Kami tiba di rumah tujuan sekitar pukul delapan pagi, tanpa piker panjang saya langsung keluar dari truk, kebetulan ada  Tante Prisca Nuning Susanti Rahayu atau biasa saya panggil dengan Tante Nuning ini meyambut di latar depan rumah.
Seakan melupakan tujuan sebenarnnya pindah saya hannya berpendapat “Dream Come True”langsung melepaskan semua lamunan di Bekasi untuk dijadikan kenyataan.

Karena waktu kami kembali ke kebumen adalah waktu liburan sekolah, tentu tidak melepas kemungkinan hanya beristirahat beberapa jam dan langsung menjenguk nenek di rumah sakit. Ternyata selain bertemu dengan Nenek saya juka berjumpa dengan Jenny Kintan Afanny yang biasa saya panggil Kintan ini. Rasa yang tak bisa diungkapkan ini semua dirasakan di rumah sakit.

Kegiatan di rumah sakit pun terasa begitu menggembiarakan, jika di dalam ruangan saya menemani nenek, diluar halaman pun saya bisa bermain dengan alat-alat seadannya di luar halaman, akan tetapi kejadian yang masih terekan di dalam pikiransaya sampai saat ini justru terjadi di luar ruang :

Seperti yang Anda ketahui di halaman rumah sakit tidak diperkenakan untuk menggangu ketenangan, akhirnnya saya dan Kintan bermain di taman depan ruang D4 (tempat Nenek saya dirawat) dimana di taman tersebut terdapat dua batu besar dan batu beralaskan lebar yang ketika hujan dgunakan untuk menyebrang itu kami alihfungsikan sebagai tempat lomba lari tanpa suara. Sederhana namun sebuah pengalaman yang sangat berarti bagi saya. Keesokan harinnya kami bermain di taman yang terdapat kolam ikan di dalamnnya, karena tidak lagi ada batu untuk lomba lari akhirnnya kami bermain dengan las kaki. Hanya beberapa lemparan saja, sandal Kintan terlempar jauh di belakang tembok besar, saya mencoba membantu mengambilnnya, namun tidak diizinkan oleh Ibu karena tempat tersebut dianggap banyak hantunnya. Itulah kejadian yang membuat kami (Saya dan Kintan) pindah lokasi bermain.

Setelah takut bermain di taman RSU Kebumen, akhirnnya kami memutuskan untuk bermain di halaman belakang. Tempat itu nampak jelas bahwa mengasyikan untuk bermain, selain ramai ada tumpukan pasir yang menjadi sasaran kami untuk bermain, Karena masih anak-anak, kami mencari air sebagai perekat, maksud kami untuk dijadikan karya seni, kami memutuskan untuk kembali ke ruang Nenek tetapi bukan untuk menemani nenek melainkan untuk mengambil air satu gayung di kamar mandinnya, karena tidak diizinkan, kami memutuskan mendapat air dari air urin, hmhmhm sangan mejijikan pasti, tapi inilah yang kami lakukan sambil menunggui nenek di rumah sakit.

Beberapa hari kami jalani, tak lebih dari kegiatan itu saja, sampai pada akhirnnya nenek diizikan untuk pulang. Keceriaan ketika mendengar kabar tersebut tidak melebihi keceriaan dan kelucuan saat kami bermain di taman maupun halaman belakang rumah  sakit.

Liburan yang begitu membahagiakan itupun akhirnnya berakhir. Dan tugas saya adalah mencari sekolah,guru dan kawan yang baru.

Dengan nilai RAPOR yang tidak begitu memuaskan namun juga tidak mengecewakan (menurut saya) saya diterima di sekolah tersebut. Sekolah tersebut bernama SDN 2 PANJER dengan seragam identitas berwarna orange bermotif kotak-kotak. Ketika diterima di sekolah tersebut saya duduk di bangku kelas IV. Dan saya mempunyai wali kelas bernama Bu Eko. Di rekaman hidup saya dia adalah seorang guru yang baik, Dengan postur tubuh yang gemuk dan pendek namun juga rendah hati  sunggu menjadi suntikan semangat saya bersekolah di Kota Kebumen.

Cerita yang masih teringat jelas di kamus hidup seorang Isabell Alika Putri adalah dia pernah membukakan sabuk yang terikan sangat kencang di pinggang saa, sungguh kebaikan kecil, namun menjadikan Bu Eko adalah Guru pertama saya di Kota Kebumen sebagai Guru yang paling berarti buat saya di SDN 2 Panjer.

Jika tadi ada Guru yang paling berarti di kelas IV, saya menemukan guru yang paling Tegas, Galak, namun Disiplin di Kelas V. Kata-katannya  begitu heroic merasuk dalam hati da selalu teringat dalam memori saya. Dia bernama Ibu Wasiyah,

Nah diluar dari pelajaran-pelajaran bersama Bu Wasiyah di kelas, suatu ketika ada cerita yang tak pernah saya sangka dan duga, cerita tersebut pernah diulas dalam artikel saya sebelumnnya yang berjudul “Tak Tersebtuh Oleh Impian”  silahkan dibaca untuk mengetahui cerita secara lebih rinci.. Namun kisah tersebut akan saya rangkum kembali dalam artikel ini, karena memang itulah tujuan saya menulis artikel dengan judul “Ehm…Ehm…Itu Bukan Saya” berikut saya berikan rangkumannya saja.

Awalnnya, kisah ini terjadi saat liburan kenaikan kelas V  :

Ada suatu program dari Lippo Bank yang saat ini sudah berganti nama menjadi CIMB Niaga program tersebut bertemakan “Panen Emas” menawarkan hadiah  mulai dari paying sampai satu kilogram emas batang murni.

Tidak pernah terduka oleh akal pikiran saya, bahwa orang bertubuh kecil seperti saya ini pernah berfoto dan fotonnya dimasukan atau dimuat dalam suatu halaman di Koran ternama Indonesia yaitu KOMPAS

Kembali lagi ada kabar tak terduka yang sempat mampir di telinga saya, yaitu Koran kompas yang diedarkan dan dibaca oleh seluruh rakyat Indonesia, juga dibaca oleh guru-guru SD yang waktu itu juga sedang membimbing saya,

Selang beberapa hari setelah Koran itu beredar, saya untuk kesekian kalinnya mendapat surat yang berisi “mengundang saya ke hotel Candisari yang pada waktu itu juga termasuk hotel langanan sekaligus hotel terbaik di Kabupaten Kebumen. Untuk apa….?
Jawabnya untuk penyerahan hadiah satu kg emas

Kirannya sudah cukup rangkuman tentang pengalaman saya ketika liburan semester dua di bangku kelas lima SD, untuk berikutnnya, coba Anda simak kisah saya setelah satu kilogram emas tersebut terjual, semoga kisah ini bisa menginspirasi Anda

Seperti yang saya tuliskan di tengah rangkuman, bahwa saya menginginkan mobil diusia muda, akhirnnya ibu menuruti kemauan saya ini. Dengan menjual emas tersebut di salah satu toko emas yang menawarkan rupiah tertinggi, akhirnnya pada suatu hari, bersama dengan Bapak dan Om Toni akhirnnya kami berangkat ke Trans di Yogyakarta dimana tempat tersebut adalah tempat penjualan mobil second (walaupun ada juga yang baru).

Perjalan di tempuh dengan mobil sewa di dekat rumah kami. Saat itu kami menunggangi mobil berwarna merah yang disamping terdapat tulisan “Panther“

Ketika tiba di Trans ada satu mobil berwarna Hijau Metalik yang sempat memikat hati saya, namun karena terlalu banyak mobil, akhirnnya saya memilih untuk mencari mobil lain, akan tetapi saya tetap tertarik pada pandangan pertama itu. Sebenarnnya saya malu untuk mengungkapkan hal tersebut, namun mungkin ibu sudah mengerti maksud hati saya. Akhirnnya ibu menyetujui pilihan saya, walaupun sempat menimbulkan perdebatan.

Berangkat dengan mobil Kijang Panther dan saya bersama Ibu dan Bapak pulang menggungkan mobil Escudo berwarna Hijau Metalik. Entah apa yang membuat saya langsung tertarik dengan mobil keluaran tahun 1999 itu, padahal jika boleh dibilang masih dan sangat banyak mobil keluaran terbaru dengan harga yang sebenarnnya masih bisa terbeli. Kemudian saya hanya bisa menjawab bahwa itu diluar karakter seorang Alika serta artikel ini akan  menjadi satu jawaban dari berbagai pertannyaan Anda berikut ini :

1.    Mengapa seorang Alika berpenampilan mewah dan terkesan AROGANT ?
2.    Mengapa Alika tidak mau membeli janan cemilan, dan sering jajan dengan harga diatas RP.5.00,00 ?

mm..mm… Anda mungkin bisa menilai saya dengan berbagai kata atau angka, tapi semua itu adalah kesalahpahaman, berikut penjelasannya

·       Kalau boleh saya jujur dalam menjawab pertanyaan nomer satu itu, maka saya mengatakan “Bahwa yang Anda katakana itu terbalik 1800 justru saya adalah pribadi yang terkesan kolot” Coba anda bandingkan dengan fakta ini : Bila Anda mendengar style pakaian terbaru di luar negeri pasti Anda akan terpengaruh kemudian membeli dan memakainnya, namun saya tidak mau mengikutinnya dan tetap pada produk sendiri.Bila Anda tertarik gaya rambut dan warna yang terkini,maka saya memotong rambut sesederhana mungkin agar bisa disisir hanya dengan tangan….Ini membuktikan bahwa prinsip seorang Alika adalah “Karena saya berasal dari keluarga yang sederhana, maka apapun yang terjadi saya akan tetap sederhana”
·       Bhaahahah……Saya memang tidak pernah membelika uang untuk jajan cemilan, tetapi saya membeli makanan (nasi dan lauk). Coba bandingkan bila anda membeli jajan/cemilan dengan harga Rp.2.000,00/jajan, dipastikan jumlah tiga masih kurang, maka dari itu alasan saya membeli makanan lansung Rp.7.000,00 mislannya, cukup satu saja dan sudah mengenyangkan dan terjamin kesehatannya daripada jajan/cemilan yang Anda bicarkan.
Semoga kedua paragraph di atas bisa menyelesaikan kesalahpahaman kalian.

Membeli mobil adalah keinginan saya maka disitu terdapat tanggung jawab yang besar, dimana setelah saya membelinnya bisa menjaga serta merawatnnya dengan sebaik mungkin.Apalagi usia saya belum cukup untuk mendapatkan SIM dan tidak diberbolehkan untuk mengendarainnya, kebetulan juga saya tidak bisa mengendarai mobil saat itu. Sehingga mobil sering dibawa oleh orang lain, tentunnya meminjam dari saya.

Namun….setelah dua tahun, barulah ada orang yang mau mengajari saya menyupir, dialah Om Toni. Karena keinginan kuat memiliki mobil, tentunnya ada rasa untuk bisa mengendarai sendiri, walaupun masih dalam pengawasan., dan pada akhirnnya saya bisa membawa mobil tersebut kalaupun orang diluar sana berkata bahwa :  “Terlihat jelas saat saya membawa mobil itu dalam keadaan tegang”

Barulah dari kejadian di atas ada satu kisah yang mengharuskan saya untuk lebih bersyukur padaNya. Cerita itu  terjadi disaat saudara saya yang begitu dekat dan paling banyak menemani perjalanan hidup saya, meminjam mobil. Awalnnya saya hanya tersenyum dengan sejumlah uang yang diberikannya untuk meminjam mobil keluaran tahun 1999 itu. Padahal hati saya berkata ikhlas meminjamkannya tanpa bayaran.Akan tetapi hari-hari berikutnnya dirasakan seperti ada yang tidak beres pada diri saudara saya ini. Dia meminjam dan terus meminjam, seperti milik dia sendiri. Bagi saya itu tidak masalah namun yang menjadi pertannyaan adalah : “Mengapa dia berkata pada teman-teman dikelasnya kalau itu mobilnya sedangkan saya hanya meminjam?” dan fakta tersebut diperkuat dengan tersebarnnya foto dia dengan mobil di jejaring social facebook..

Hmhmhm….apalagi tidak hanya dalam meminjam mobil, bahkan saudara masa kecil saya ini, berpendapat bahwa : Alika adalah orang yang jelek, tidak dewasa,dan terkesan AROGANT dan yang tak kalah menyengat adalah dia pernah memutar balikan fakta tentang saya 1800 . Entah apa yang dia katakana, tetapi saya tidak ingin berlebihan dalam mengungkapkan di artikel ini.
Karakter saudara masa kecil saya ini berubah dan benar-benar tak pernah disangka, karena dalam memori kecil seorang Alika terekam jelas bahwa dia orang yang lucu,sangat asyik bila diajak komunikasi,dan menenangkan ketika diajak bermain. Dia orang yang selalu berbagi namun juga bisa menginspirasi. Ternyata saat ini semuannya berbeda. Dia lebih sering menjauh, ketika saya dilanda kesediha. Bahkan tak jarang dia membeli makanan lalu dimakan sendiri, sedangkan perut saya dalam keadaan membuncit.

Sudahlah……walaupun karakter itu menghilang, akan tetapi kebaikan dia tak kan pernah pergi dari hati saya. Sekecil apapun itu. Semoga ketika dewasa nanti bacaan ini akan mengingatkan saya pada inspirator pengisi hidup saya ketika masih kecil.Amin

Ketahuilah sahabat, maksud dari artikel di atas ialah, bahwa saya tak seperti yang mereka pikirkan. Hmhm bila sobat percaya dengan perkataan mereka di sini saya hanya bisa menyimpulkan Ehm...Ehm... Itu Bukan Saya. Itu diluar karakter pribadi seorang Alika, dan saya tidak akan membalas semua tingkah dia.

Bila Anda tak percaya dengan paragraph tersebut, lalu dimana prinsip saya, bahwa “Hanya ada satu cara balas dendam bila kita disakiti atau dilukai seseorang, yaitu dengan menjadi pribadi yang lebih baik dari mereka” untuk itu mari kita bersaing..!”



SELESAI