Belajar
itu bukan penentu kesuksesan, namun belajar mempunyai peran untuk menjaga
kesuksesan yang telah ada. Hal ini karena jika
kita merasa sukses hanya dengan kekayaan materi, pasti kata sukses hanya
berlaku semntara. Tetapi bilamana kita sukses dengan ilmu, katasukses menjadi
milik kita sepanjang hayat.
Tidak akan pernah ada kata sukses, kalau kita tidak
mampu memilih jalan sukses yang benar. Untuk itu, kita harus mempunyai prinsip
sukses yang jelas. Masing-masing individu memiliki pengetahuan tentang jalan
mana yang harus dilewati menuju sukses, namun tidak semua yang berhasil menuju
sukses tanpa tersesat terlebih dahulu.
Bicara sukses dalam lingkup Sekolah Menengah Atas,
tidak sedikit yang mengatakan keberhasilan kelulusan adalah suksesnya sekolah
dalam mendidik siswa. Namun seperti yang kita ketahui, di SMA kita mengenal
adanya jurusan. Memang kita dapat memilih jurusan yang diminati, tapi keputusan
tetap mempertimbangkan kondisi nilai. Perlu diketahui juga bahwa jurusan juga
sangat berperan dalam kesuksesan siswa SMA menggapai perguruan tinggi, alasannya
karena perguruan tinggi sudah memiliki bidang keahliannya masing-masing. Maka dengan
penjurusan, mereka memperdalam kemampuan sesuai dengan kemampuan bukan
keinginan.
Beberapa bulan lalu, kelas sepuluh serentak
diberikan lembaran yang intinya ialah memilih kemana mereka berpijak, apabila
naik tingkat (Kelas IPA atau IPS) . Jika lembaran tersebut disatukan, maka didaptlah
sebuah presentase. Hasilnya rata-rata memilih kelas IPA. Bahkan tanpa
dipresentasekan sekalipun sudah nampak jelas banhwa IPA lebih diminati.
Bila kita sudah memiliki minat, maka sebenarnya
kesempatan untuk berhasil lebih terbuka. Mengapa ? karena minat dengan sendirinya akan diikuti
oleh sebuah optimisme serta semangat yang lebih tinggi. Akan tetapi bila kita
sudah dibayangi dengan dilema minat, padahal kemampuan kurang mendukung, tentu inilah yang berbahaya. Boleh saja,
individu meladeni minatnya, namun akan lebih bijaksana lagi kalau indivudu itu
mensikapi kemampuannya.
IPA memang lebih digemari. Iya, hanya digemari,
tetapi tidak semuanya memiliki kemampuan berhitung yang baik. Ada sebagian yang lebih mudah menghafal
sementara sebagian lainnya memilih mengolah angka demi angka. Lalu mengapa angka
seolah menjadi alasan dasar mereka mengunggulkan jurusan IPA. Ada apa dengan
IPS..? Mungkin, saatnya kita bertanya pada gengsi.
SELESAI...