Halaman

14/04/14

Kata Mereka Saya S**t

Isabell Alika Putri | 12.21 |
Jum’at, 12 April 2014

Ada dua acara televisi yang membuat saya dan ibu sama-sama terganggu menikmati acaranya masing-masing. Ibu lebih memilih menonton Indonesia Idol sedangkan saya beserta kecintaan pada sepakbola tanah air memilih menonton Tim Nasional Oman U-19 vs Tim Nasional Indonesia U-19. Tidak jarang diantara harus berbagi detik di tengah-tengah berlangsungnya acara tersebut. Pada saat kontestan bernyanyi maka channel milik ibu akan tetapi ketika komentar dan iklan channel sepenuhnya menjadi milik saya.


Saya pribadi adalah penikmat musik, terutama lagu yang sesuai dengan kondisi saya pada saat ini. Malam tadi peserta idol menyanyikan lagu melow yang sekiranya menggambarkan apa-apa yang ada di pikiran dan hati saya.  Pembawaan, Penjiwaan serta didukung suara yang luar biasa dapat membawa penonton tenggelam dalam kondisi yang disampaikan penyanyi, tidak terkecuali saya sendiri.

Zaman SMP saya memutar musik hanya untuk dinikmati ritme dan nada serta suara tanpa mengetahui maksud yang ingin disampaikan si penyanyi. Hal itu terbukti saat umur saya 12 tahun (ketika itu) ibu meminta saya bernyanyi sebuah lagu untuknya. Apa yang saya nyanyikan ? saya dengan polosnya dan culunya menyanyikan tembang dari Band D’Masiv berjudul Cinta Ini Membunuhku. Saya bahkan tidak menyadari ekspresi aneh yang ditunjukan kepada saya usai lagu tersebut dan tanpa saya sandari lagu untuk ibu sudah menjadi bahan cerita di rumah beberapa hari kemudian.

Saya tidak mempunyai alat musik selain suling dan pianika sehingga saya kurang pandai memainkan alat musik.  Sayapun lebih suka mendengarkan musik, terutama saat sedang santai atau perjalanan panjang ketika wisata. Tidak bisa saya pungkiri lagu-lagu yang ada adalah lagu pop. Lebih daripada itu permasalahan yang saya hadapi membuat lagu pop tersebut cenderung melow he..he. Lagu pop saya kumpulan ketika usia saya beranjak dewasa yang mana pada saat itu masih mempunyai keingintahuan pada banyak hal, meraba-raba dunia dewasa yang sepantasnya diketahui, dan mencoba bersikap dewasa dalam berbagai kesempatan. Melalui lagu juga pesan yang disampaikan oleh penyanyi pelan namun pasti mulai saya pahami dan mengajarkan saya di dalam proses kehidupan untuk lebih berkembang.

Karena dari semua yang saya pelajari di kehidupan dapat disimpulkan bahwa life is goes on.

Setiap orang mengetahui bahwa dirinya akan berkembang dalam tahapan-tahapan atau proses-proses yang terlebih dahulu harus dilalui sebelum mencapai puncak. Tidak jarang pula kita harus mencari cara yang berbeda yang mungkin jarang dilakukan orang lain untuk mencapainya sehingga memeberikan kesan aneh pada orang lain. Dalam tingkatan yang lebih ekstrim apabila kita ingin baik daripada yang lain maka seseorang akan menganggap segala sesuatu yang bermuatan negatif pada diri kita seperti Arogant, Payah, S**T  dan blablablabla terkait dengan semua yang kita lakukan untuk mencapainya.

Ehm....ehm...bhahaha saya sama sekali tidak bermaksud Arogant. Apa yang saya katakan melalui artikel di website saya adalah suatu bentuk percaya diri yang selama ini Anda menganggapnya Arogant. Anda bisa membaca kembali artikel saya “Percaya Diri atau Sombong” 31 Oktober 2014 di www.dellalik.blogspot.com untuk lebih memahaminya. Kalau sudut pandang Anda mengatakan saya arogant karena tidak memberi contekan saat ulangan, kemudian menganggap seolah-olah saya pintar. Anda semua akan tahu bagaimana saya mencoba meluangkan waktu untuk belajar.

Setiap manusia yang melakukan tindakan suatu saat pasti akan mengalami kesalahan. Ketika kesalahan terjadi berbagai masukan menjadi sangat penting bagi siapapun. Ah gimana sih, payah, gitu lagi-gitu lagi, coba lagi yoooo...!!!!. 

Sejujurnya dahulu saya pernah menekankan pada diri saya supaya ketika Ujian Nasional 2009 dapat menempati minimal 10 besar kelas. Saya tidak percaya ketika berhasil ada di urutan ketiga mengalahkan orang yang menurut ibu pintar di kelas. Sampai pada akhirnya setelah SMA peringkat saya terjerembab ke urutan juru kunci saat kenaikan kelas. Sudah bisa ditebak reaksi dari ibu jika mengetahui anaknya mengecewakan. Sayapun berguman dalam hati, mulai dech blablablabla dan ingin sekali menyatakan kalau ibu tidak ingat jika saya dahulu pernah menempati peringkat atas. Akan tetapi sekarang saya menyadari bahwa yang dibutuhkan, dilihat dan dinilai adalah yang sekarang bukan esok apalagi kemarin. Orang lain tidak peduli dahulu kau mau pintar atau bodoh tetapi orang selalu menilai keadaanmu saat ini.

Perkataan negatif pada beberapa paragraf di atas ditujukan rekan sekolah kepada saya. Saya sendiri berguman dalam hati dan berpendirian seperti yang dituliskan Syamsir Alam melalui akun twitternya, “people will hate you,rate you,shake you and break you.but how strong you stand is what makes you”. Kalian sah-sah saja berkata demikian bahkan saya sangat terbuka menerimanya karena di negeri kita tercinta tidak ada hukumnya menilai seseorang. Sekali lagi Anda sekalian berhak berbicara apapun, akan tetapi hak saya juga untuk mensikapinya. Jika Anda semua tidak tahu alasan tentang apa yang saya lakukan, maka jangan sekali-kali angkat bicara. Saya hanya akan mengatakan satu kalimat untuk Anda yang sudah memperhatikan dengan mencari-cari kesalahan, kebodohan dan kekurangan saya, yaitu Terima Kasih karena Anda sudah menambah pahala saya. Alhamdulillah.


SELESAI...