Ramah dia menegur sapa, santun pula berbagi cerita.
Dekat bersahabat di mana pun ia berada, hangat serta kesan berhaarga saat
berpisah. Pribadi, yang ternyata selalu saya temukan di setiap lingkungan yang
pernah saya pijak. Memang, Tuhan baik, menciptakan manusia yang bergairah penuh
suka cita. Lebih-lebih, anugrah berlipat, ketika pribadi itu selalu hadir di
sekeliling saya. Bagaimanapun, orang lain bersebrangan dengannya, dia memang
ditakdirkan untuk selalu ceria. Canda dan tawa manis terlihat di foto, luwes
raga berpose, sungguh dia layaknya vitamin yang harus dikonsumsi setiap
mengawali hari. Setidaknya dengan sebuah senyuman tipis, tentulah akan
menjadikan proyek hari ini terasa lebih ringan.
Pribadi-pribadi yang seharusnya hadir mendampingi di
setiap napas. Kehangatan itu seyogyanya
menjadi kawan kemanapun raga ini pergi, dimanapun kaki ini berpijak dan selalu
ada dalam masa krusial sekalipun. Jiwa dan nyawa kedua. Penyelamat diri ini
dari ketidakberdayaan garis takdir menuntun arah hidup.
Mungkin ia ialah sisi lain. Abstrak tidak kentara
dan maknanya tersirat namun nyata adanya bila kita mampu membuka diri kepada
pemahaman. Nah, pastinya, harga mahal ialah imbalan yang akan di dapat, sekali
lagi, apabila pikiran dan hati kita terbuka untuk merasakan kehadirannya. Sejak
pemahaman itu, maka segala hal akan terasa lebih mudah, lebih menyenangkan dan
lebih indah.
Langsung saja, ialah pribadi-pribadi yang fleksibel
juga bersahabat. Ketulusan yang ia persembahkan, senyum yang ia pertontonkan
dan candaan yang mereka bawakan semunya obat dari kegelisahan hati ini.
Suplemen yang tak ternilai harganya sebagai teman bersenda gurau melewati
problematika serta metafora penuh teka-teki.
Betapa gembiranya, malam ini kesadaran saya memahami
hal tersebut. Bagaimana setelah bertahun-tahunsaya bersanding denganya akhirnya
mengakui kehangatannya. Melalui sedikit memori masa lalu saya, terlintas bahwa
hadirnya dia selalu dalam senyuman. Sementara memori internal di handphone juga menyimpan saksi bisu
keceriaan hari-hari dia. Nampak jelas akhirnya saya simpulkan yang selama ini
aku cari ternyata sudah ada di samping saya.
Ehm, mungkin terlalu panjang kalau saya bercerita
betapa berharganya pribadi tersebut. Akan tetapi yang pasti, artikel ini akan
bercerita tentang arti penting kehadiran sosok penuh suka cita itu.
Sejauh yang dapat saya generalisasikan dari sejumlah
pernyataan pengkrtitik terhebat sekalipun, bahwa saya ialah pribadi yang kaku,
kolot, keras kepala dan terlalu penyendiri. Memanglah benar karena harus
diakui, saya pribadi memiliki banyak hobi dan dunia fantasi saya menuntun saya
untuk selalu mengejar kegembiraan yang tercurah melalui hobi tersebut. Memang
benar, karena hobi itu pula saya tidak pernah menyempatkan bersosialsasi, bergurau
bahkan dalam pikiran sekalipun. Kesendirian saya, menjadi-jadi saat saya
memilih waktu istirahat bersanding dengan handphone,
laptop dan televise, pun genre
acara yang saya pilih mengharuskan saya untuk terus berpikir. Namun perlu
digarisbawahi bahwa tidak selamanya otak saya kuat menerima pelajaran
terus-menerus, sisi humor saya terkadang bergejolak sehingga channel TV mengarahkan pada acara
komedi.
Saya sempat terkejut dengan pernyataan salah satu
pengisi acara di stasiun Net TV. Intinya, beliau menyatakan bagaimana dunia
seni hiburan ialah lapak dan panggungnya manusia ber-IQ tinggi. Lagi-lagi,
beliau menegaskan pernyataannya dengan hasil Indeks Prestasi Kumulatif lebih besar dari 3,9 alias cumlaude. Deretan acara pertunjukan dan
jam terbang adalah bukti nyata bagaimana dunia lawak memang benar-benar
membutuhkan kecerdasan. Lagi-lagi, perlu digarisbawahi bahwa kecerdasan
emosional dan spiritual juga sangat berperan.
Mungkin kesalahan terbesar saya dan mungkin akan
selalu saya sesali adalah kurang pedulinya saya pada lingkungan sosial.
Bagaimana seharusnya saya sadar bahwa jalan hidup saya sudah digariskan. Rasa
lelah akan usaha mewujudkan cita-cita pun haruslah terobati oleh pendampingan
kawan-kawan di lingkungan sosial. Keseriusan dalam belajar dan terus belajar
bukanlah yang utama. Saya pun, sudah berulang kali membaca tulisan yang intinya
bahwa semua yang kita kejar dan dapatkan hanyalah sementara dan juga hanya
sebagai selingan. Dunia sosial dan spiritual adalah yang paling berharga.
Betapa malunya saya, membuka galeri foto masa lalu.
Terpampang muka-muka ceria disekitar saya dan saya sendiri justru merenung.
Kalau aku boleh sedikit cerita, beban hidup saya kalau bukan yang paling berat mungkin
yang paling unik, namun sudahlah, toh setiap orang juga memiliki beban hidup,
bahkan lebih berat lagi. Namun, disini saya ingin mengakui, bahwa kalian lah
sebenar-benarnya manusia cerdas. Mungkin pula saya akan banyak dan terus
belajar dari kalian semua. Akan tetapi, hadirnya kalian di sisi saya adalah sebuah
teman yang akan selalu saya syukuri. Oh
iya, teringat saya pada sebuah ungkapan yang kurang lebih berujar seperti ini:
“Orang yang mempunyai sifat kurang baik hanya perlu didampingi bukan
dikritisi.” Iya, seperti saya, mungkin hal yang wajar sebagai jiwa anak muda
masih membantah bila dinasehati. Poinnya yang pasti, seperti ungkapan diatas
bahwa saya juga perlu didampingi agar tidak menjalani hari-hari dengan hanya
berkeluh-kesah. Maka, dampingi saya apabila lain hari saya melakukan tindakan
yang tidak benar. Mungkin akhirnya saya tidak menjadi benar, namun yang pasti
saya akan lebih bijaksana.
SELESAI…